Manusia telah diutus
Allah ke dunia ini semata-mata untuk mentaati Allah dan mengikuti perintahnya,
diiringi dengan pemberian harta dan diri. Allah swt berkali-kali memberi
peringatan agar manusia hanya memiliki satu tujuan saja di dunia ini, yaitu beribadah
kepada Allah swt. Manusia telah diperingatkan oleh Allah bahwa kehidupan dunia
adalah sebagai ujian, semata-mata untuk mengetahui siapakah yang lebih baik
amalnya setelah menikmati segala pemberian Allah swt, dan kematian adalah untuk
memperlihatkan hasilujian tersebut. Allah swt berfirman:
“Maha Suci Allah yang
di tangan-Nyalah segala kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dialah
yang menjadikan mati dan hidup, sepaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Kuasa lagi Maha Pengampun”. (QS. Al Mulk
: 1-2)
Jadi dunia ini tempat
ujian, dan tujuan penciptaan jin dan manusia adalah semata-mata untuk
beribadah. Oleh sebab itu segala bentuk kemudahan dan kenikmatan yang telah
diberikan oleh Allah, hanyalah untuk diambil faedahnya seperlunya saja, dan
selebihnya ntuk disimpan di khazanah Allah untuk kemanfaatan dirinya kelak di
akhirat. Dengan demikian suatu kelalaian yang sangat besar yang akan
mengakibatkan kerugian dan penyesalan yang tidak terhingga, jika kita sibuk
dalam urusan kebedaan, dengan melupakan perinta-perintah Allah, dan menutup
mata kita dari melihat tujuan pemberian semua kebendaan itu kepada kita. Dalam
keadaan seperti itu kita akan menyesal, jika kita meninggalkan seluruh hasil
usaha itu untuk orang lain lalu kita sendiri akan pergi ke alam lain.
Malaikat maut yang
datang itu bergantung kepada tingkat iman dan amal shalehnya seseorang. Semakin
banyak amal shaleh orang itu, maka bentuk malaikat maut yang akan datang dalam
mencabut ruhnya akan semakin menyenangkan, dan sebaliknya semakin besar dosanya
maka bentuk malaikat maut yang kan datang akan semakin menakutkan. Dekat-dekat
hari seseorang hamba Allah akan wafat, malaikat maut akan berulang-ulang
mengunjungi orang tersebut, kadang-kadang ia menunjukkan dirinya dengan jelas,
bahkan kadang-kadang suaranya jelas terdengar oleh yang bersangkutan dan hanya
orang yang dekat ajal itulah saja yang bisa melihat, merasakan dan mendengar
namun tidak sanggup menyampaikan atau menceritakan hal ini kepada manusia lain
siapa pun.
Bagi orang yang banyak amal shaleh ibadahnya adalah yang bisa sanggup mewaspadai dirinya telah di “sinyal” kan oleng sang malaikat maut, namun sebaliknya bagi sesorang yang banyak dosanya tidak merasa sadar akan adanya “sinyal” tersebut, hanya dirasakan sebagai suatu keanehan belaka yng lewat begitu saja di saat ujung akhir kehidupannya.
Bagi orang yang banyak amal shaleh ibadahnya adalah yang bisa sanggup mewaspadai dirinya telah di “sinyal” kan oleng sang malaikat maut, namun sebaliknya bagi sesorang yang banyak dosanya tidak merasa sadar akan adanya “sinyal” tersebut, hanya dirasakan sebagai suatu keanehan belaka yng lewat begitu saja di saat ujung akhir kehidupannya.
Bagi sebagian orang,
kematian merupakan suatu yang sangat ditakuti. Sementara bagi orang mukmin
kematian meupakan sesuatu yang dinanti. Mereka tidak mengharapkan kematian,
tetapi bila kematian sudah datang pada dirinya, mereka sudah siap untuk
menyambutnya. Senyum mereka mengembang, wajah mereka cerah. Kerinduan pada rabb
Sang kekasih, tidak berapa lama lagi akan terobati.
Rasulullah saw
bersabda:
“Sesungguhnya manusia
mukmin ketika hendak memasuki akhirat dan meninggalkan dunia, turunlah malaikat
kepadanya dengan wajah yang bersinar seperti cahaya matahari. Mereka duduk di
dekat mayat sepanjang mata memandang. Lalu datanglah malaikat maut dan duduk di
dekat kepalanya dan berkata, ‘Hai ruh yang baik, keluarlah menuju ampunan Allah
dan keridhaan-Nya’. Maka keluarlah ruh itu mengalir seperti mengalirnya tetesan
air dari mulut cerek. Malaikat maut mengambilnya. Apabila ia sudah
mengambilnya, ia tidak membiarkannya berada di tangannya sekejap mata pun
sampai ia menyimpannya di dalam kafan. Dari ruh itu keluarlah bau harum
semerbak memenuhi permukaan bumi”. (HR. Ibnul Qayyim Al Jawziyah Al Ruh hal.
44-45)
Dalam hadist lain
Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya ketika
orang mukmin sedang sakaratul maut, malaikat maut duduk di sebelahnya dengan
sikap yang sangat merendah,layaknya seorang budak. Lalu bersama rombongannya,
pelan-pelan dia berdiri, tidak mau menghampirinya sebelum mengucap salam dan
menggembirakannya dengan kabar surga. (Bihar Anwar Juz 6 hal. 167)
* Bismillah...wellcome to Postart Alifah
* View web version untuk berkomentar, bagi yang menggunakan smartphone
* Berkomentarlah dengan bijak, and have I nice day